Awan cumulonimbus (Cb) adalah tipe awan tinggi dan padat, terbentuk pada ketinggian yang rendah, tumbuh secara vertikal keatas. Dasar awan luasnya beberapa kilometer pada ketinggian 200-4.000 meter, puncaknya bisa mencapai 6.000-23.000 meter, bisa meluas hingga ratusan km.
Awan Cb banyak ditemukan di daerah tropis diantaranya di Indonesia, umumnya terbentuk pada musim hujan. Saat ini terjadi perubahan iklim di Indonedia yang perlu dicermati. Menurut BKMG akan terjadi pada Des-Feb.
Pada pusat awan Cb dapat timbul badai petir bahkan tornado. Awan Cb dapat berkembang menjadi supercell, yaitu badai yang ditandai oleh adanya mesosiklon, yaitu pusaran udara dalam badai konvektif. Ini yang berbahaya bagi pesawat terbang seperti yang terjadi pada kasus QZ-8501.
Kalau pesawat masuk ke Cb jelas sangat berbahaya, mesin bisa mati dan pesawat tidak stabil, bisa stall, jatuh berputar. Tapi kita tidak usah terlalu khawatir, pesawat terbang masa kini dilengkapi radar cuaca yang modern dan canggih, lagi pula sebelum berangkat pilot sudah dapat briefing tentang cuaca pada rute penerbangan.
Karena awan Cb umumnya terbentuk siang hari, bila suatu saat kondisi cuaca sedang ekstrem, akan relatif lebih nyaman kalau kita terbang pada pagi hari. Tapi tidak usah terlalu takut juga kalau harus terbang siang atau malam hari karena pesawat makin canggih, pilot-pilot makin jago, they know, what they are doing. Semoga bermanfaat. Salam.
Demikian sepintas penjelasan tentang awan Cb oleh Bapak Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, yang kami kutip dari komentar beliau di Facebook.
No comments:
Post a Comment