A. Bahan Pakan Sumber Energi
1. Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim dengan siklus hidup 80-150 hari. Pada umumnya tinggi tanaman jagung mencapai 1-3m bahkan ada yang mencapai 6m. jagung meerupakan energi utama bagi ternak karena kandungan pati jagung lebih dari 60-80% dan mudah dicerna karena kandungan serat kasar relatif rendah. Pati jagung berbentuk amilosa amilopektin. Jagung mengandung xantofil yang berguna untuk meningkatkan kepekatan warna kuning pada kaki ayam dan kuning telur. Kandungan lemak jagung lebih tinggi 3% disbanding sorgum, gandum, gaplek dan beras. Protein pada jagung hanya 8,5%.
Berikut adalah besarnya persentase jagung dalam ransum :
- Jagung : 55%
- Dedak : 9%
- Protein nabati : 25%
- Protein hewani : 4%
- minyak : 2%
- fosfat : 1%
- bahan lain : 4%
Kandungan gizi dalam 100 gr jagung adalah sebagai berikut:
- Kalori : 355 kal
- Protein : 9,2 gr
- Lemak : 3.9 gr
- Karbohidrat : 73,7 gr
- Kalsium : 10 mg
- Posfor : 256 mg
- Besi : 2,4 mg
- Vitamin A : 510 SI
- Vitamin B1 : 0,38 mg
- Air : 12 gr
2. Onggok
Onggok adalah pakan sumber energi yang berasal dari sisa pengolahaan singkong menjadi tepung tapioka. Kandungan pada onggok antara lain:
– protein kasar : 2,89%
– abu : 1,21%
– lemak kasar : 0,38%
– serat kasar : 14,73%
– beta-N : 80,80%
– air : 20,31%
Dalam ransum onggok digunakan sebesar kurang lebih 30%.
Permasalan utama yang ada pada onggok adalah karena onggok memiliki kandungan protein yang rendah sekitar < 15 % dan memiliki kandungan serat kasar yang tinggi. Salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas dari onggok tersebut dengan fermentasi. Fermentasi dilakukan secara semi padat dengan menggunakan Aspergillus niger secara inokulum dan campuran urea dan ammonium sulfat sebagai sumber nitrogen anorganik.
3. Pollard
Pollard adalah hasil sampingan dari proses pembuatan tepung terigu. Komposisi dari pollard adalah sebagai berikut:
- bahan kering : 88,4%
- protein kasar : 17%
- serat kasar : 8,8%
- lemak kasar : 5,1%
- BETN : 45%
- abu : 24,1%
Permasalahan utama pada bahan pakan ini adalah kandungan protein pada pollard cukup rendah sehingga kebutuhan nutrient ternak tidak tercukupi. Salah satu solusi untuk meningkatkan kandungan protein pada pollard adalah dengan cara fermentasi dengan menggungakan kapang Aspergillus niger.
4. Dedak Padi
Dedak padi berasal dari sisa penggelingan padi. Komposisi kimia dari dedak padi adalah sebagai berikut:
- Air : 10%
- protein kasar : 7,5%
- abu : 7,5%
- serat kasar : 10%
- lemak : 2,25%
Dalam ransum dedak digunakan sebesar 15% pada ayam petelur, pada fase starter digunakan sebanyak 20%, untuk ayam broiler 5-20%. Maksimal pemberian dedak pada ransum adalah sebesar 20 % karena dedak padi bersifat pencahar.
Permasalahan dari dedak padi dalam pemakaiannya dalam ransum adalah kandungan serat kasarnya sangat tinggi, kandungan kalsiumnya menurun sekitar 0,05%, kandungan posfor meningkat sekitar 15%, mudah tengik karena mengandung enzim lipase. Solusi untuk mengatasi permasalahan dedak padi tersebut antara lain dengan menyimpannya dalam suhu rendah. Penambahan enzim kompleks (phitase, carbohidrase, protease) akan meningkatkan nilai cerna dilihat dari aspek pertumbuhan dan efisiensi ranum.
B. Bahan Pakan Sumber Protein
1. Bungkil Kedelai
Bungkil kedelai adalah produk sampingan dari industri pengolahan minyak kedelai yaitu suatu masa yang tersedia setelah minyak diambil berdasarkan metode pembuatannya terdapat dua tipe bungkil kedelai yaitu:
soybean meal dehulled : bungkil dari biji kedelai yang telah dipisahkan dari kulit bijinya.
soybean meal regular : kulit bijinya ditambahkan kembali pada pembuatan minyak kedelai
Biji kedelai adalah biji-bijian yang tertinggi kandungan proteinnya yaitu sekitar 42%. Sewaktu panen biji kedelai masih cukup tinggi kandungan kadar airnya. Oleh karena itu perlu diturunkan lagi kadar airnya menjadi sekitar 15% agar dapat lama disimpan. Bila digunakan sebagai pakan perlu digiling terlebih dahulu agar mudah dicampur. Bagi ternak non ruminansia ( babi muda dan unggas ) perlu adanya pemansan 115 °C selama 10 menit sehingga tidak mengganggu proses pencernaan.
Komposisi kandungan kimia dari kedelai adalah sebagai berikut:
- kadar air : 12%
- protein kasar : 46%
- serat kasar : 6,5 %
- abu : 7%
- calsium : 0,4%
- fospor : 0,8%
- aflatonin : 50 (ppg)
- lemak kasar : 3,7%
Persentase penggunaan bungkil kedelai dalam ransum adalah sebesar 25%.
2. Tepung ikan
Tepung ikan adalah pemanfaatan dari banyaknya produksi ikan. Komposisi kimia dari tepung ikan adalah:
- protein : 40-45%
- air : 8,72%
- abu : 7,19%
- lemak : 5,65%
- serat kasar : 2,38%
- posfor :1,01%
Persenatase penggunaan tepung ikan dalam ransum berbeda-beda seperti pada ayam pedaging atau petelur tepung ikan digunakan sebesar 5-10%, itik petelur 5-10%, itik potong 5-12%, puyuh 5-10%, merpati 5%, kalkun 5-15%.
Permasalahan dari tepung ikan adalah semakin lama disimpan aorama ikan akan menghilang oleh karena itu kandungan nutrisinya semakin kecil. Selain itu tepung ikan membutuhkan pengeringan yang tepat karena bila lembab mudah ditumbuhi jamur yang akan merusak kandungan nutrient. Beberapa solusi yang bisa dipakai dalam mengatasi permasalahan tepung ikan diantaranya adalah penyimpanan tepung ikan dalam plastic untuk menghindari bakteri dengan jamur yang memicu kerusakan pakan. Penggungaan bahan pengawet agar tepung ikan menjadi lebih tahan lama.
3. MBM
Komposisi kimia pada MBM adalah sebagai berikut:
- bahan kering : 88,5%
- abu : 27,73%
- protein : 61,13%
- BETN : 0,68%
- lemak : 11,75%
- serat kasar : 2,71%
- kalsium : 7,6%
- posfor : 3,76%
4. Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa adalah sisa sampingan dari proses pembuatan minyak kelapa. Komposisi dari bungkil kelapa adalah sebagai berikut:
- bahan kering : 88,5%
- abu : 6,36%
- protein kasar : 18,58%
- lemak kasar : 12,55%
- serat kasar : 15,38%
- BETN : 37,26%
- kalsium : 0,08%
- posfor : 0,52%
dalam ransum bungkil kelapa dipakai sebanyak 10-15%. Permasalahan utama pada bahan pakan ini adalah kekurangan asam amino lysine dan histidin sehingga pemakaiannya untuk ternak monogastrik perlu diperhatikan keseimbangan asam aminonya. Dengan protei kasar yang umumnya 20% belum bisa dimanfaatkan secara optimum. Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan fermantasi menggungkan Aspergilus niger untuk meningkatkan kecernaannya. Penambahan urea atau ZA untuk meningkatkan kandungan protein.
5. Bungkil Inti Sawit
Ada dua tahap pengolahan kelapa sawit. Tahap pertama pengolahan sawit dari buah sawit yang menghasilkan minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil), inti kelapa sawit, serat kelapa sawit dan lampung kelapa sawit. Tahap kedua adalah pengolahan inti sawit yang akan menghasilkan minyak inti sawit dan bungkil kelapa sawit. Bungkil inti sawit bisa diberikan sebanyak 20% pada unggas dan babi dan 30-40% pada ruminansia.
c. Bahan pakan Sumber Vitamin dan Mineral
1. Premix
Premix sangat berguna untuk kesehatan ertumbuhan dan produksi ternak yang optimal. Premix dibuat dari campuran berbagi macam mineral, makro ingredient ( bahan penyerta yang disatukan dalam suatu bahan pembawa yang diencerkan ).
Premix terbagi menjadi tiga:
1). Premix V-M adalah feed supplement yang mengandung vitamin dan mineral
2). Premix V-A adalah feed supplement yang mengandung vitamin dan antibiotic
3). Premik V-A-M adalah feed supplement yang mengandung vitamin, mineral dan antibiotic.
Contoh premix adalah
Top mix mengandung 12 macam vitamin ( A,D,E,K, Bkomplek ), metionin, dan lysine ( Mn, Fe, Zn, Co, dan Cu ) dan anti oksidan BHT.
Diamix mengandung vitamin A,D,E,K,B komplek, metionin,( Fe,Mg, Mo, Ca, Zn, Co,Cu ), antioksidan.
Mineral B12 mengandung CaCO3, FeSO4, Mn, SO4, KI, CuSO4 serta B12 ( sianokobalanin ).
Komposisi zat-zat makanan pada premix A adalah sebagai berikut:
- Vitamin A : 10.000.000 IU
- Vitamin D : 1.000.000 IU
- Vitamin E : 7.000 mg
– Vitamin K3 : 1.000 mg
– Vitamin B1 : 1.000 mg
– Vitamin B2 : 6.000 mg
– Vitamin B6 : 500 mg
- Vitamin B12 : 4.000 mg
- Niacin : 10.000 mg
- Panthothenic acid : 500 mg
- Choline cloriene : 10.000 mg
- DL-Metionin : 227.000 mg
- Antioxidant : 125.000 mg
- Mg : 50.000 mg
- Fe : 10.000 mg
- Cu : 2.000 mg
- Mn : 15.000 mg
- Zn : 10.000 mg
- I : 100 mg
Penggunaan premix dalam ransum hanya sebesar 0,4%. Perusahaan yang memproduksi premix dintaranya P.T. Priter Indonesia, Jakarta, Under Authority – Pritzer Inc, New York, USA. Permasalahan yang dihadapi bahan pakan ini diantaranya adalah masih importnya produk ini sertq harganya masil relative mahal. Solusi yang ditawarkan adalah pengoptimalan sumber vitamin dan mineral alami serta pengefisienan pemakaian.
2. DCP
Komponen kimia dari DCP diantaranya:
– posfat : 18%
– kalsium : 24%
– Pb : 0,003%
– As : 0,003%
– F : 0,15%
DCP dalam ransum hanya digunakan sebanyak 5 %.
3. Kapur ( CaCO3 )
Kapur merupakan sumber kalsium bagi ternak. Kapur terbagi dalam dua ukuran yaitu ukuran 60 mesh dan 30 mesh. Dalam bentuk granular 1mm, 2-3mm, 3-5mm. Kapur mengandung 36-40% kalsium. Penggunaan dalam ransum 0,43% pada sapi dara. Permasalahan pada kapur antara lain penggunaan yang berlebihan pada dosis tinggi tanpa diikuti phosphor menyebabkan presipitasi garam kalsium pada berbagai jaringan terutama ginjal. Solusinya adalah dengan penambahan Phospor.
4. Garam ( NaCl )
Komposisi kimia dsaari garam adalah Na sebesar 39,34% dan Cl sebesar 60,66%. Untuk mengatasi defisiensi mineral dimana mineral ini dalam ternak tidak disimpan dalam tubuh karena sebagian besar terdapat di dalam cairan tubuh. Sehingga dengan komposisi yang mengandung mineral esensial Na dan Cl membuat kita harus memberikan garam pada ternak.
Sumber: intannursiam.wordpress.com
Salam satu hobi ayam
ReplyDeleteWalaikum salam
Delete