Untuk menggunakan kedelai utuh sebagai sumber energi, maka kedelai utuh harus diolah terlebih dahulu. Kedelai mentah mengandung beberapa macam racun (toxicant) yang dapat menghambat enzim pencernaan ayam (tripsin) dan merusak saluran pencernaan. Ayam terutama yang muda akan terhambat tumbuhnya jika diberi kedelai mentah.
Oleh karena itu, kedelai utuh harus diolah terlebih dahulu untuk mengurangi aktivitas racunnya. Umumnya, racun-racun yang ada di dalam kedelai berupa protein sehingga dapat dimatikan (inaktif) dengan panas. Proses pemasakan kedelai untuk makanan manusia seperti tahu atau tempe adalah menggunakan pemanasan, misalnya dengan direbus setelah direndam. Sudah barang tentu pemasakan cara demikian tidak mudah diterapkan untuk pakan unggas berskala besar yang menggunakan bahan baku pakan yang kering sehingga mudah dicampur.
Pada prinsipnya, penghilangan racun dalam kedelai adalah dengan panas dan berbagai mesin pengolah kedelai yang dilengkapi dengan pemanasan sudah ada di pasaran, yaitu dengan pemanas infra merah, “jet sploder”, autoclave, ekspander dan ekstruder. Cara sederhana dapat juga dilakukan dengan menyangrai (roasting), misalnya dengan kuali yang besar, tetapi cara ini akan sulit mendapatkan hasil yang optimal karena sulit mengontrol suhu dan ratanya pemanasan. Perlu dikemukakan di sini bahwa apabila dilihat di bawah mikroskop, minyak kedelai berada dalam sel dan dilingkupi oleh matrix senyawa lain baik dinding sel maupun protein. Agar minyak kedelai yang berada di dalam sel bisa keluar sehingga dapat dimanfaatkan oleh unggas, maka dinding sel harus “dipecahkan” sehingga minyak dalam kedelai menjadi tersedia.
Untuk dapat memecahkan sel dalam kedelai, maka diperlukan bukan hanya panas, tetapi juga tekanan yang tinggi. Oleh karena itu, di antara berbagai mesin yang tersedia untuk mengolah kedelai mentah, mesin ekstruder yang disarankan. Ekstruder berbeda sedikit dengan ekspander yang mempunyai tekanan dan suhu yang lebih rendah (110-130oC). Kondisi ekstruder yang baik untuk mengolah kedelai harus mampu memanaskan dengan suhu > 140oC.
Ekstruder mampu memanaskan dengan suhu tinggi, tetapi dengan waktu yang singkat (<20 detik). Dengan waktu dan suhu seperti ini, senyawa racun dapat rusak dan menjadi tidak aktif serta dinding sel dapat dipecah sehingga minyak dalam sel-sel kedelai dapat dikeluarkan. Keuntungan mengolah kedelai dengan ekstruder, di samping waktunya yang singkat, hasil pemasakan kedelai tidak memerlukan pengeringan lebih lanjut seperti halnya dengan perebusan. Kelemahannya adalah mesin ekstruder membutuhkan tenaga listrik yang lebih besar untuk mengerakkan motornya.
Dibandingkan dengan pengolahan kedelai lainnya seperti Jet-sploder, micronizing (mirip pemanasan dengan microwave) atau sangrai (roasting) maka pemanasan dengan ekstruder memberikan hasil penampilan produksi ternak yang lebih baik. Bahkan lebih baik dibandingkan dengan bungkil kedelainya seperti yang terlihat pada grafik 1. Pemasakan dengan cara sangrai, merupakan yang terburuk di antara cara pemasakan yang ada. Hal ini kemungkinan karena belum termanfaatkannya minyak yang ada di dalam kedelai secara keseluruhan.
Sumber: poultryindonesia.com
No comments:
Post a Comment